WELCOME

My FaVoRiTe dRink

MoShi_MoShi

On TiMe yaCh

Jumat, 20 Agustus 2010

Kesempatan Dalam Kehidupan

Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.

***

Teman, memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.
Sahabat, tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai ketakutan, keraguan dan kebimbangan, menghentikan langkah kita.

ps. “Bukalah setiap pintu kesempatan yang datang mengetuk, sebab, siapa tahu, pintu itu tak mengetuk dua kali.” (Hilman, Lupus I)

Peta Impian

Impian akan mengarahkan kita kemana akan melangkah, bagaimana akan berbuat dan bersikap. Dengan impian kita akan tau dimana titik akhir dari perjuangan. Dan segera setelah mencapai impian itu, kita dapat menggantikannya dengan impian lain yang belum tercapai.

Sahabat, dalam meraih impian, kita perlu strategi dan peta. Sehingga saat berjalan dan bertemu dengan hambatan, kita dapat memilih untuk melompatinya ataukah memutarinya dan mengambil jalan lain. Tanpa mengubah impian, hanya mengubah arah jalan saja.

Bayangkan anda berada di tengah samudera di atas sebuah speedboat.
Lima puluh kilometer di depan anda adalah sebuah pulau, dan di
pulau itu terdapat semua yang anda inginkan dan cita-citakan.
Semua impian anda. Dan satu-satunya cara untuk mendapatkan itu
semua adalah sampai ke pulau tersebut. Pulau itu ada di belakang
cakrawala. Tapi cakrawala yang mana…?

Masalahnya adalah anda tidak punya kompas, peta, radio, telepon,
dan anda tidak tahu mana arah ke pulau tersebut. Arah yang salah
akan membuat anda melenceng jauh sekali dari pulau impian,
sementara di sekeliling anda yang terlihat cuma laut dan langit.

Dalam dua jam, anda bisa saja telah sampai di pulau impian.
Tetapi bila anda salah arah – anda bisa kehabisan bahan bakar
sebelum bisa mencapai pulau impian.

Hidup tanpa tujuan yang jelas, tanpa mengetahui dan mengerti
kegunaan hidup anda – adalah sama dengan dilema pulau impian.
Semua impian anda sebenarnya bisa tercapai, namun untuk mencapainya
anda harus mengetahui peta impian. Yaitu apa, di mana, dan bagaimana mencapainya. Anda mutlak mengetahui arah untuk mencapainya. Tentukan peta anda sekarang – untuk dapat mencapai impian anda. Buat seteliti dan seakurat mungkin – dan selanjutnya anda tinggal mengarahkan speedboat anda ke pulau impian… Untuk selanjutnya, Anda meraihnya, merengkuhnya, dan tersenyum dengan bangga, “Inilah impianku, dan aku telah mendapatkannya.”
==========
Sahabat, berhentilah sejenak dan mari kita saling mendoakan,doa untuk sahabat kita, orang tua kita, orang yang kita cintai, serta tak lupa admin web ini . Semoga peta menuju impian hidup yang kita rancang, diridhoi Allah SWT. Kita sadari tubuh kita, nyawa kita dan nafas kita, sepenuhnya adalah miliknya. Tiada satupun peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, tanpa ridhoNya. Selamat berjuang sahabat… Impian itu, sudah rindu untuk kita rengkuh, dan kita peluk.

Terima kasih..

Lampu Merah dan Kesedihan

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack
segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu
perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup
lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati
Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter
menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia
berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem
mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya
berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati.
Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia
melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Jack.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri
saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan
anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh
terlambat, dong.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu
merah di persimpangan ini.”

O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi.
“Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah.
Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta
sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup
kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa
saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan
penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup
untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela.
Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa
ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru
Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

“Halo Jack,
Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia
sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah.
Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu
dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah
tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan
mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk.
Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu
juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan.
Berhati-hatilah.
Bob”

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob
sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia
mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya
dimaafkan.

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa
jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga,
jalanilah dengan penuh hati-hati. – Penulis tanpa nama. (Posting dari
seorang rekan yang tak mau disebut namanya.)

New Form Kenangan

Sejenak mari kita berjalan mundur, kembali ke 6 tahun yang lalu. Dari tahun 2004 sampai saat ini, berapa banyak kah peristiwa yang dapat tersimpan dan berkesan bagi Anda. Berapa banyak kenangan yang tersimpan di album hati Anda?

Ok, kita tutup lembaran lama itu. Tidak baik berlama-lama dimasa lalu. Karena waktu geraknya selalu maju.

Sepuluh tahun dari sekarang. Apa yang akan anda ingat tentang HARI INI…? Apakah pakaian yang anda pakai, atau yang anda santap saat makan siang, atau yang anda tonton nanti malam? Mungkin tidak satupun dari itu.

Adakah sesuatu dari HARI INI yang akan anda ingat? ataukah semuanya hanya akan jadi rangkaian kabur deretan hari setelah satu dua minggu seperti deretan tahun-tahun yang lalu.

Pikirkan hal-hal yang dapat anda kerjakan SEKARANG, sehingga anda dapat memiliki kenangan akan HARI INI. Hal yang anda akan ingat dengan bangga karena anda telah mengerjakannya.

Ada orang yang dengan mereka anda bisa mencapai sesuatu.
Ada tujuan yang bisa anda rintis hari ini.
Ada masalah yang bisa anda selesaikan hari ini.
Ada kebaikan yang anda bisa berikan pada orang lain hari ini
Ada hal baru yang bisa anda pelajari hari ini.
Ada kesempatan yang dapat anda nikmati hari ini.

Apakah anda akan mengingat hari ini, dalam sepuluh tahun ke depan..? Mungkin tidak. Tetapi bayangkan betapa berartinya hidup anda, bila anda mencoba membuat setiap hari anda memiliki suatu kenangan.

Ada Saatnya

Diam itu emas, tetapi ada saatnya diam tidak selalu emas
Jujur itu baik, tetapi ada saatnya jujur tidak selalu baik
Gagal itu terpuruk, tetapi ada saatnya gagal tidak selalu terpuruk


Cinta itu indah, tetapi ada saatnya cinta tidak selalu indah
Mengalah itu lemah, tetapi ada saatnya mengalah tidak selalu lemah
Mimpi itu khayalan, tetapi ada saatnya mimpi tidak selalu khayalan

Uang itu segalanya, tetapi ada saatnya uang tidak selalu segalanya
Dunia itu kejam, tetapi ada saatnya dunia tidak selalu kejam
Kaya itu keinginan, tetapi ada saatnya kaya tidak selalu keinginan

Pada waktu tertentu, segala sesuatu yang awalnya kita terka benar tidak selalu demikian. Ada saatnya dimana kita melakukan sesuatu atau menilai orang lain meleset dari “rumus”. Untuk itu, mari gunakan pemberian-Nya untuk mengenali waktu/situasi dan mengetahui sikap yang harus kita lakukan agar kita tidak terpatok pada “rumus” kehidupan yang sudah melekat di alam sadar kita atau bahkan alam bawah sadar kita.

Yakinlah Anda Bisa

Ingatlah ketika Anda masih kecil, dan mencoba belajar berjalan. saya yakin anda mengalami seperti ini:

Pertama Anda harus belajar untuk berdiri: sebuah proses yang melibatkan seluruh tubuh, jatuh lalu kembali berdiri. Anda kadang tertawa serta tersenyum, tapi dilain waktu anda menangis dan meringis karena sakit. Entah, seperti ada tekad dan keyakinan dalam diri Anda bahwa Anda akan berhasil, apa pun dan bagaimanapun. Anda punya motivasi dalam diri Anda

Setelah banyak berlatih akhirnya Anda mengerti bagaimana keseimbangan diri Anda, sebuah persyaratan untuk kejenjang berikutnya. Anda menikmatinya dan seolah-olah punya kekuatan baru, punya motivasi baru. Anda akan berdiri dimana Anda suka – di tempat Anda, di sofa, di pangkuan ibu Anda, Bapak anda, atau pun seseorang. Itu adalah waktu yang menggembirakan – Anda melakukannya! Anda dapat mengontrol diri Anda. Anda tersenyum dan tertawa lucu, puas akan keberhasilan Anda. Sekarang – langkah berikutnya – berjalan. Anda melihat orang lain melakukannya – ini keliatannya tidak terlalu sulit – hanya memindahkan kaki Anda saat Anda berdiri, kan?

Salah – ternyata lebih kompleks daripada yang Anda bayangkan. Anda berurusan dengan rasa frustasi. Tapi Anda terus mencoba, mencoba lagi dan mencoba lagi dan lagi sampai Anda tahu bagaimana berjalan. Anda selalu ingin kedua tangan anda diberi pegangan saat berjalan.

Jika orang melihat Anda berjalan, mereka akan bertepuk tangan, mereka tertawa, mereka akan memberi semangat, “Ya Tuhan, lihatlah apa yang dia lakukan”. “Oh anakku sudah bisa berdiri”. “pandainya anakku, pintarnya anakku” dan lain-lain. Dorongan ini memicu Anda; dorongan itu menambah rasa percaya diri Anda. Dorongan itu memotivasi Anda

Namun meski begitu, Andapun mencoba berjalan saat tak ada yang melihat Anda, saat tak ada yang bersorak-sorai? Setiap peluang ada, Anda berlatih untuk berjalan. Anda tidak bisa menunggu seseorang untuk memotivasi Anda untuk mengambil langkah-langkah berikutnya. Anda belajar bagaimana untuk memotivasi diri sendiri.

Jika kita bisa mengingat hal ini tentang diri kita di hari ini.

Ingat bahwa kita bisa melakukan apapun yang kita pikiran. Kita mampu mengatur jika kita mau dan bersedia melewati proses, seperti ketika kita belajar berdiri, seperti ketika kita belajar berjalan. Kita tidak perlu menunggu orang lain untuk memotivasi kita, kita perlu memotivasi diri kita sendiri.

Jika Anda sudah lupa bagaimana melakukan hal ini, atau merasa seperti beku, kaku dan gamang. Maka Anda membutuhkan motivasi, ambillah kembali perjalanan singkat dalam hidup Anda yang telah lewat – Lihatlah prestasi Anda, tidak peduli prestasi besar atau prestasi kecil – atau saat-saat dimana Anda bertemu dengan tantangan dan menemukan cara untuk berhasil. Ulanglah keberhasilan itu saat ini, saat anda menghadapi permasalahan yang sedang anda hadapi.

Fokus pada semua hal yang Anda pikir Anda tidak bisa lakukan, kemudian lakukanlah. Lihatlah buah hati anda. Mereka tidak pernah menyerah. Dan mereka yakin serta percaya terhadap anda, bahwa anda mampu dan bisa. Mereka percaya di dalam semua kehidupan Anda!

Sekarang Anda harus percaya pada diri Anda! Yakinkan pada hati Anda Bahwa Anda pasti bisa.

“Ingat, hari ini adalah hari terbaik dalam hidup Anda, milikilah masa depan yang indah, dengan membuat perubahan hari ini!

Memelihara Mimpi

Sebelum sebatang pohon dapat tumbuh tinggi, terlebih dahulu ia harus menanamkan akarnya jauh ke dalam tanah, demi memperoleh zat gizi. Sama dengan mimpi anda. Bila anda ingin impian berubah menjadi kenyataan, anda harus mencari cara untuk memberi makan dan memelihara mimpi anda.

Sangat tidak realistis untuk berharap bahwa anda dapat mencapai bintang, tanpa terlebih dahulu menanam akar dalam tanah padat. Bermimpi itu gampang – sesuatu yang hidup di alam khayal. Namun mewujudkannya di alam nyata membutuhkan perjuangan keras.

Tanpa akar yang kuat, bahkan pohon tertinggi dan berbesar – akan tumbang. Tanpa terus belajar, bersikap disiplin, memelihara integritas, komitment, ketabahan, kesabaran, dan usaha – bahkan mimpi yang paling mungkin dan paling hebat – akan tumbang.

Mimpi dan tujuan anda memerlukan pemeliharaan. Tanamkan akar mimpi
anda sedalam dan selebar mungkin – hingga tidak ada batas setinggi
tas apa anda akan jangkau…

Impian Tuk Sayangi Mereka

Hari itu, aku melihat seorang anak yang berpakaian lusuh dan cukup kotor menuju rumah salah seorang temannya. Pakaiannya itu sebenarnya berwarna putih, tapi menjadi kecoklatan dengan bercak-bercak hitam di beberapa sisi. Dia menyandang tas samping. Awlnya ku fikir ia tengah mengajak temannya bermain selepas bermain dengan teman yang sebelumnya. Ternyata bukan, dia memanggil temannya itu untuk pergi mengaji. Aku langsung heran dan bertanya kepada salah seorang Ibu yang menurutku tahu tentang anak itu.
“Ibu, kenapa pakaian anak itu kotor ? Bukankah dia mau pergi mengaji? Kenapa dia tidak mengganti pakaiannya?” Tanyaku.
”Itu memang pakaian mengajinya. Orang tuanya sepertinya tidak mempedulikannya, makanya dia selalu berpenampilan demikian meskipun untuk pergi mengaji sekalipun. Selain karena kurangnya perhatian, dia itu memang berasal dari keluarga kurang mampu.” Jawab sang Ibu tersebut.
”Kasihan sekali kita melihatnya.” Lanjut Ibu itu.

Sedikit meluangkan waktu dan karena sedikit penasaran, aku bertanya lagi kepada Ibu itu mengenai anak tersebut. ”Ibu,.. Maaf, apa Ibu dari anak itu masih ada? Ayahnya? Bagaimana dengan saudaranya yang lain? Kakaknya apakah ada? Dan rumahnya di mana?
Ibu itu menjawab,”Ibunya masih ada. Ayahnya sudah tidak tinggal bersamanya karena kedua orang tuanya bercerai. Dia itu anak satu-satunya. Jadi, sekarang dia hanya tinggal bertiga bersama Ibu dan neneknya di rumah sederhana yang juga sudah tinggal satu kamar itu akibat gempa kemaren.”

Ya Allah…. Anak sekecil itu harus mendapatkan cobaan yang demikian??
Dia hidup dalam kekurangan materi, lalu apakan harus dia juga hidup kekurangan kasih sayang orang tuanya dan orang-orang sekitarnya??
Pernahkah terfikir oleh kita bahwa di sekitar kita masih banyak peri-peri kecil yang butuh kasih sayang kita??

Tuhan,,, Melihatnya aku takut…
Aku takut jika sekarang, esok, atau sampai saat nanti ia hidup tanpa tahu bagaimana rasa sayang hingga ia menjadi anak yang tidak pandai menyayangi.
Aku takut jika ia tumbuh menjadi anak yang selalu merasa rendah diri karena kekuranggannya dan karena tidak ada seorang pun yang menghargai serta mengacuhkannya.

Wahai engkau bocah kecilku… Adikku…
Andai aku punya istana yang di dalamnya hidup malaikat-malaikat penuh kasih sayang, maka engkau sekalian akan ku biarkan menikmatinya sepuas hatimu walau aku harus hidup di kejamnya panas mentari di luar sana.

Tuhan… Bolehkan aku ini hidup untuk mereka??? Bolehkan aku tetap melihat senyum mereka..??

Ketakutan dan kesedihanku adalah ketika mereka enggan berkumpul bersama teman-teman sebaya yang mereka lihat jauh lebih mapan dari mereka. Sungguh.. sungguh aku takut jika mereka menjauh dan merasa hina dibanding orang-orang kaya itu sementara sebenarnya mereka lebih mulia dari si kaya…

Oh tuhan…. Jangan biarkan rasa hina mengerogoti jiwa mereka. Tetap senangkan hatinya. Hati si kecilku yang kehilangan masa kecilnya bersama kedua Ibu Bapaknya itu.

Adik-adikku.. anak-anakku…
Kelak, jika kalian melihatku datang, mendekatlah padaku… Jangan pernah takuti aku ya… Senyum dan melihat kalian tertawa adalah kebahagiaan terbesarku…

Teman, seoarng anak, meskipun bukan anak kandung kita, saudara kandung kita, atau pun family dekat kita, mereka tetaplah anak kita. Meraka anaknya semua orang muslimin…
Jangan pernah acuhkan mereka sekalipun ia terlihat tidak seperti layknya setiap orang berpenampilan. Mereka hanya butuh kepedulian kita.. Jikalau pun tidak mampu berbuat banyak, jangan pernah sakiti mereka dengan menunjukkan kebencian, cemoohan, atau pun rasa jijik terhadap mereka..

Bayangkanlah teman,, Betapa pilunya hati mereka ketika melihat kita menjauhi mereka…
Astaghfirullah.. Astaghfirullahal”adziim…
Jangan sampai kita membuat hati mereka sedih kemudian membuat mereka terisak menangis pilu di hatinya…

Allah Arrahman dan Arrahim… Dan semoga sifatnya Allah tetap bermekaran di hati kita, bukan malah luntur dikikis oleh sifat yang ditancapkan oleh syaitan..

Teman, maaf ya kalau kelihatannya seperti menggurui.. si “AKU” tdk bermaksud apa-apa. Dia hanya mencoba menuangkan apa yang ia lihat, cerna, dan ia rasa. Si “AKU” bukan orang yang baik, tp ia ingin menjadi baik. Dan ia sadar bahwa butuh waktu yang lama untuk menjadikannya baik karena begitu jauhnya dia dari kebaikan itu..

daLam kSenDiRiaN

2 haTi menJadi saTu

aYo kiTa berakSi

suicide LoVe

This LoVe