
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota Laskar Pelangi. Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Tengoklah Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan lagu PADAMU NEGERI di akhir jam sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 agustus. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi lain yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.
Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka, indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa, menangis dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia PENDIDIKAN.
(tulisan di atas merupakan sinopsis dari novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata)
Aku Bermimpi Melihat Surga
Sungguh, malam ketiga di Pangkalan Punai aku bermimpi melihat surga
Ternyata surga tidak megah, hanya sebuah istana kecil di tengah hutan
Tidak ada bidadari seperti disebut di kitab-kitab suci
Aku meniti jembatan kecil
Seorang wanita berwajah jernih menyambutku
"Inilah surga" katanya
Ia tersenyum, kerling matanya mengajakku menenggadah
Seketika aku terkesiap oleh pentulan sinar matahari senja
Menyinari kubah-kubah istana
Mengapa sinar matahari berwarna perak, jingga dan biru?
Sebuah keindahan yang asni
Di istana surga
Dahan-dahan pohon ara menjalar ke dalam kamar-kamar sunyi yang bertingkat-tingkat
Gelas-gelas kristal berdenting dialiri air zamzam menebarkan rasa kesejukan
Bunga petunia ditanam di dalam pot-pot kayu
Pot-pot itu digantungkan pada kosen-kosen jendela tua berwarna biru
Di berenda, lampu-lampu kecil disembunyikan di balik tilam, indah sekali
Sinarnya memancarkan kedamaina
Tembus membelah perdu-perdu di halaman
Surga begitu sepi
Tapi aku ingin tetap di sini
Karena kuingat janjiMu, Tuhan
Kalau aku datang dengan berjalan
ENGKAU akan menjemputku dengan berlari-lari
(cuplikan dari noVeL Laskar PeLangi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar